Bersabarlah, Jodoh (Pasti Akan) Datang

Ketika semua berlomba-lomba untuk menyempurnakan separuh Agama alias menikah, bukan berarti saya tidak terusik atau sekedar acuh tak acuh untuk tidak terlecut segera mengakhiri masa lajang.

Bukan hanya urusan siap tidak siap menikah, dan bukan perkara mudah dan kesenangan sesaat atau sekedar gengsi di cap tidak laku oleh orang-orang disekitar.

Saya sedang bergulat dengan berbagai pemikiran, dengan berbagai bombardir pertanyaan yang makin lama terasa bukan suatu pertanyaan, hingga terkadang merasakan  sebuah penghakiman dan cap tidak lakunya sebagai manusia yang belum berpasangan, dan terkadang dari nada dan raut wajah semacam menampakkan belas kasihan. Bisa saja itu perasaan saya saja, semoga begitu.


Mungkin postingan ini berbau curcolan, tapi juga mewakili dari golongan orang-orang bernasip sama, hanya saja mungkin mereka ada yang larut dalam kesedihan alias galau atau mereka memang malas untuk memikirkan sebuah komitmen. True or false, semua tergantung pilihan.

Seberapa pentingkah menikah itu? Jawabannya penting, menjaga kehormatan wanita, memuliakan wanita, menyempurnakan agama, dan menjalani sunnah Rasul.

Beberapa Hadist dan Ayat Al-qur'an tentang Pernikahan :



“Dan diantara tanda-tanda kekuasaanNya ialah Dia
menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu
sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram
kepadanya, dan dijadikanNya diantaramu rasa kasih dan
sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar
terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berpikir”
(Ar-Ruum 21) 

“Dan nikahkanlah orang-orang yang sendirian di antara
kamu, dan orang-orang yang layak (menikah) dari hamba
sahayamu yang lelaki dan hamba-hamba sahayamu yang
perempuan. JIKA MEREKA MISKIN ALLAH AKAN MENGKAYAKAN
MEREKA DENGAN KARUNIANYA. Dan Allah Maha Luas
(pemberianNya) dan Maha Mengetahui.”

(An Nuur 32)

 “Wahai generasi muda! Bila diantaramu sudah mampu
menikah hendaklah ia nikah, karena mata akan lebih
terjaga, kemaluan akan lebih terpelihara”

(HR. Bukhari dan Muslim dari Ibnu Mas’ud) 

“Nikah itu sunnahku, barangsiapa yang tidak suka,
bukan golonganku”
(HR. Ibnu Majah, dari Aisyah r.a.)  

“Empat macam diantara sunnah-sunnah para Rasul yaitu :
berkasih sayang, memakai wewangian, bersiwak dan
menikah”
(HR. Tirmidzi) 

Seperti Halnya dalam ayat-ayat tersebut, Menikah adalah Sunnah Rasul, dan apa-apa yang dilakukan oleh orang-orang yang sudah menikah, pahalanya berlipat-lipat.

Kondisinya tidak semudah membalik telapak tangan, atau semudah kita melambaikan tangan. Tidak sesederhana itu, tapi juga tidak serumit kalkulus atau sesulit menemukan obat untuk HIV.

Semuanya akan tampak sederhana, jika kita dan sekitarnya memiliki pola yg sederhana, jangan membuat pemikiran-pemikiran buruk dan tampak akan semakin sulit, jika kita dan sekitarnya memiliki pola yang gak ada ujungnya banyak alasan. Kompleks seperti yang saya jelaskan sebelumnya. Tinggal kita memilih, mana yang mau kita jalani.

Bosan juga dikasih pertanyaan-pertanyaan, yang gak ada habisnya. Untuk semua yang belum menikah, pantaskan diri, pantaskan pada Allah SWT, kita layak untuk dimudahkan Menikah dan Urusan lainnya. Semoga Allah senantiasa memberi kita yang terbaik. Dan untuk yang menikah, bantulah teman-teman yang belum menikah, minimal doakan mereka, untuk tetap Semangat dan tegar menemukan Jodoh yang terbaik. Amien Ya Robbal Al Amien.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar